SEKILAS
TENTANG TAFSIR AL-QURAN
Tafsir
adalah merupakan buah hasil pemikiran manusia yang relatif tafsili
(terprinci), agar orang yang mambaca kitab tafsir tersebut dapat
mudah memahamai langsung ayat-ayat al-Quran yang telah di tafsirkan
oleh Para Mufasir. Sebagai seorang mufasir al-Quran, ia
harus mahir bahasa Arab, sastra Arab dan ilmu-ilmu yang terkait
dengan bahasa Arab. Mufasir dalam mentafsirkan
ayat-ayat al-Quran berupaya untuk dapat memeberikan pemahaman yang
jelas untuk khalayak orang banyak supaya mudah membacanya serta
mencernanya.
Dalam
ilmu tafsir terdapat dua istilah yang sering diungkapkan oleh para
Ahli tafsir. Yaitu di dalam al-Quran ada yang namanya
Ayat-ayat Muhkamat dan Ayat-ayat Mutasyabihat.
Oleh kebanyakan mayoritas Ahli Tafsir menjelaskan
bahwa Ayat-ayat Muhkamat tidak perlu pentafsiran yang
lebih mendalam, bahkan ada sebagian Ulama Tafsir
mengungkapkan Ayat-ayat Muhkamat tidak perlu di
tafsirkan lagi, apabila di tafsirkan kemungkinan maknanya akan bias,
bisa jadi maknanya kabur dan sulit dimengerti. Akan tetapi dengan
Ayat-ayat Mutasyabihat mayoritas ulama tafsir sepakat
bahwa Ayat-ayat al-Quran yang mutasyabihat ini perlu
pengkajian dan pentafsiran yang lebih mendalam.
Sehingga
dengan kajian, pentafsiran yang mendalam ini, akan jauh dari
kekeliruan-kekeliruan dalam menjelaskan ayat-ayat al-Quran.
Mentafsirkan ayat-ayat al-Quran yang disingkronkan dengan konteks
kekinian sudah menjadi tuntutan agar ayat-ayat al-Quran yang di baca,
di pelajari sesuai dengan perkembangan zaman. Dan menjadi suatu
rujukan ataupun pedoman ummat manusia agar manusia tersebut mejalani
kehidupan di dunia ini sesuai dengaan tuntuna Ilahi Rabbi.
Pentafsiran
al-Quran bisa dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.
Yakni orang Ahli Tafsir yang mereka itu, tidak
diragukan lagi kemampuan ilmu tafsirnya, kemampuan bahasa arab dan
sastra arab serta ilmu-ilmu yang terkait dengan bahasa arab lainnya.
Oleh sebab itu, bagi kita orang-orang yang belum mampu dalam ilmu
tasfsir dan ilmu-ilmu bahasa arab serta sastra arab. Minimal kita mau
baca kitab tafsir al-Quran yang sudah ada, baik tafsir-tafsir
al-Quran yang klasik maupun tafsir-tafsir al-Quran yang kotemporer di
antaranya yaitu Tafsir Fii Zhilaalil Quran, Tafsir al-Misbah
dan banyak lagi kitab tafsir yang lainnya. Minimal kita mau baca, hal
ini sebagai bukti bahwa kita cinta kepada al-Quran dan cinta kepada
Ilahi Robbi.
Demikianlah
sekilas penjelasan tentang tafsir al-Quran, mudah-mudahan bermanfaat
wabil khusus penulis peribadi dan umumnya bagi pembaca yang budiman.
Waallahu
a'lam bishawab.
Wassalam,
Amin
haidar, Sumber Cirebon , Indonesia 2013