Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

Vrydag 03 Mei 2013

SEKILAS TENTANG TAFSIR AL-QURAN

SEKILAS TENTANG TAFSIR AL-QURAN


Tafsir adalah merupakan buah hasil pemikiran manusia yang relatif tafsili (terprinci), agar orang yang mambaca kitab tafsir tersebut dapat mudah memahamai langsung ayat-ayat al-Quran yang telah di tafsirkan oleh Para Mufasir. Sebagai seorang mufasir al-Quran, ia harus mahir bahasa Arab, sastra Arab dan ilmu-ilmu yang terkait dengan bahasa Arab. Mufasir dalam mentafsirkan ayat-ayat al-Quran berupaya untuk dapat memeberikan pemahaman yang jelas untuk khalayak orang banyak supaya mudah membacanya serta mencernanya.

Dalam ilmu tafsir terdapat dua istilah yang sering diungkapkan oleh para Ahli tafsir. Yaitu di dalam al-Quran ada yang namanya Ayat-ayat Muhkamat dan Ayat-ayat Mutasyabihat. Oleh kebanyakan mayoritas Ahli Tafsir menjelaskan bahwa Ayat-ayat Muhkamat tidak perlu pentafsiran yang lebih mendalam, bahkan ada sebagian Ulama Tafsir mengungkapkan Ayat-ayat Muhkamat tidak perlu di tafsirkan lagi, apabila di tafsirkan kemungkinan maknanya akan bias, bisa jadi maknanya kabur dan sulit dimengerti. Akan tetapi dengan Ayat-ayat Mutasyabihat mayoritas ulama tafsir sepakat bahwa Ayat-ayat al-Quran yang mutasyabihat ini perlu pengkajian dan pentafsiran yang lebih mendalam.

Sehingga dengan kajian, pentafsiran yang mendalam ini, akan jauh dari kekeliruan-kekeliruan dalam menjelaskan ayat-ayat al-Quran. Mentafsirkan ayat-ayat al-Quran yang disingkronkan dengan konteks kekinian sudah menjadi tuntutan agar ayat-ayat al-Quran yang di baca, di pelajari sesuai dengan perkembangan zaman. Dan menjadi suatu rujukan ataupun pedoman ummat manusia agar manusia tersebut mejalani kehidupan di dunia ini sesuai dengaan tuntuna Ilahi Rabbi.

Pentafsiran al-Quran bisa dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidangnya. Yakni orang Ahli Tafsir yang mereka itu, tidak diragukan lagi kemampuan ilmu tafsirnya, kemampuan bahasa arab dan sastra arab serta ilmu-ilmu yang terkait dengan bahasa arab lainnya. Oleh sebab itu, bagi kita orang-orang yang belum mampu dalam ilmu tasfsir dan ilmu-ilmu bahasa arab serta sastra arab. Minimal kita mau baca kitab tafsir al-Quran yang sudah ada, baik tafsir-tafsir al-Quran yang klasik maupun tafsir-tafsir al-Quran yang kotemporer di antaranya yaitu Tafsir Fii Zhilaalil Quran, Tafsir al-Misbah dan banyak lagi kitab tafsir yang lainnya. Minimal kita mau baca, hal ini sebagai bukti bahwa kita cinta kepada al-Quran dan cinta kepada Ilahi Robbi.

Demikianlah sekilas penjelasan tentang tafsir al-Quran, mudah-mudahan bermanfaat wabil khusus penulis peribadi dan umumnya bagi pembaca yang budiman.
Waallahu a'lam bishawab.

Wassalam,
Amin haidar, Sumber Cirebon , Indonesia 2013


Maandag 29 April 2013

MODERN DAN MODERNISASI

MODERN DAN MODERNISASI


Modern dan modernisasi adalah dua istilah yang sering di gaungkan pada zaman sekarang, yang kebanyakan orang berfikir rasional atau yang lebih mengedepankan akal pikiran. Berfikir rasonal oleh kebanyakan orang pada zaman sekarang ini, dikatakan lebih keren dan modern lain halnya dengan orang-orang yang berfikir irasional dianggap jadul dan kuno. Padahal belum tentu, orang-orang berfikir rasional itu lebih baik daripada orang-orang yang fikirannya irasional, kolot dan sederhana.

Alangkah banyak orang yang ingin dikatakan modern. Ia khawatir bahkan tidak mau, kalau tidak dikatakan “modern”. Apakah yang dimaksud dengan modern tersebut? Jawabannya tidak begitu jelas ataupun masih samar-samar. Rupa-rupanya yang dianggap modern bukan hanya apa yang ia usahakan atau yang ia harapkan, tetapi sesuatu yang mesti ia jalankan. Oleh sebab itu modern itu menujukan sesuatu yang dianggap baik.

Tetapi kenyataanya tidakalah seperti yang demikian. Senjata nuklir umpamanya, sekalipun ia diadakan, ia bukan sesuatu yang lebih baik. Bisa jadi senjata nuklir malah merupakan ancaman yang paling modern. Demikian juga apabila orang berkata bahwa demokrasi adalah modern, tetapi fesisme lebih modern daripada itu. Ternyata fesisme itu membawa penindasan dan kekejaman yang luar biasa dalam sejarah. Hal ini yang menyebabkan manuusia tidak nyaman dan teraniyaya pada kehidupan mereka yang amat berat.

Orang mengatakan kota seperti jakarta adalah modern. Tetapi akibat dari itu gubug-gubug liar tersebut tumbuh tiadak terkendalikan, trasportasi lalu lintas di jalan-jalan pada macet dan kriminalitas meningkat. Memang kenyataanya banyak sekali bahwa yang dikatakan modern tersebut justru merupakan malapetaka dan acmanan bagi orang. Orang seringkali mendengar bahwa ruamah-rumah yang dikatakan kuno ternyata lebih 50 atau 100 tahun umurnya masih tetap kokoh berdiri. Tetapi rumah-rumah yang modern, baru 10 atau 20 tahun saja sudah bnayak yang kropos. Hal ini di sebabkan kecendrungan bekerja hanya untuk mendapatkan upah belaka dan hilangnya kesadaran moral serta hilangnya harga diri dalam pekerjaan yang ia laukan.

Kita juaga mengetahui bahwa yang baik bagi kaum tardisonalis ialah yang sudah lewat dan yang sedang berjalan. Modern itu menurut kaum tradisonalis merupakan hal-hal yang menghancurkan nilai-nilai baik dan yang sudah lalu. Bagi orang-orang semacam ini apa yang dikatakan modern adalah sesuatu yang jelek dan merupakan anacaman bagi hal-hal yang baik. Orang yang mempelajari jawa kuno adalah modern, dan bahasa asing adalah kuno.

Jelaslah yang demikian ini, bahwa apa yang dimaksud dengan modern belum begitu jelas atau samar-samar. Tidak semua sesuatu yang baru itu modern, dan tidak semua modern itu baik. Lebih dari itu, modern juga bukan sesuatu yang di batasi dengan waktu. Orang tentu saja setuju traktor lebih modern daripada cangkul, karena cangkul ini pertaama kali datangnya sedangkan traktor menyusul kemudian. Tetapi jika traktor tersebut merupakan acancaman bagi petani di pedesaan sudah barang tentu hal ini harus kita renungkan kembali.

Banyak orang berbicara tentang modernisasi hanya sekitar perkembangan ekonomi. Indonesia dikatakan modern apabila kemiskinan sudah hilang. Itu bisa juga dikatakan betul! Tetapi harus disadari bahwa masalah ekonomi bukanlah masalah yang sederhana. Ia juga bukan masalah yang berdiri sendiri tampa pertimbangan-pertimbangan yang lain. Negeri modern bisa saja berarti bahwa negeri tersebut secara ekonomis produktif. Tetapi bukan hanya itu, orang mengetahui bahawa pertumbuhan ekonomi tidak berjalan begitu saja tampa merangkaikan dengan konteks kebudayaan dan sejarah bangsa tersebut.

Menurut Prof. Dr. H.A. Mukti Ali, beliau memberikan penjelasan tentang modern. Beliau menjelaskan modern adalah kesadaran bahwa sejarah itu bergerak karah tujuan tertentu. Jadi kesanggupan orang untuk mengarahkan jalannya sejarah itulah arti modern. Untuk menjadi modern tidak berarti bahwa orang harus hidup dalam lingkungan sengaja di pilihin dan binaannya dengan penuh kesadarn; dan hal itu dimungkinkan dengan adanya teknologi. Dengan itu maka modernisasi tidak terletak pada apa yang dipilih orang, tetapi pada kenyataan bahwa ia sanggup memilih, karena dapat mempergunakan segela kemungkinan yang terbuka baginya.

Dengan demikian itu maka kebodohan merupakan halangan bagi modernisasi. Orang yang tidak mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Abad 21 ini tidak bisa dikatakan modern. Dengan demikian kesadaran dan teknologi yang dipilih sesuai dengan konteks kebudayaan dan sejarah di tempat orang itu berada, dan dilaksanakan dengan kesadaran merupakan dasar dari modernisasi.
Waallahu a'lam bishawab.
Wassalam,
Amin haidar, Sumber Cirebon , Indonesia 2013