Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Maandag 29 April 2013

MODERN DAN MODERNISASI

MODERN DAN MODERNISASI


Modern dan modernisasi adalah dua istilah yang sering di gaungkan pada zaman sekarang, yang kebanyakan orang berfikir rasional atau yang lebih mengedepankan akal pikiran. Berfikir rasonal oleh kebanyakan orang pada zaman sekarang ini, dikatakan lebih keren dan modern lain halnya dengan orang-orang yang berfikir irasional dianggap jadul dan kuno. Padahal belum tentu, orang-orang berfikir rasional itu lebih baik daripada orang-orang yang fikirannya irasional, kolot dan sederhana.

Alangkah banyak orang yang ingin dikatakan modern. Ia khawatir bahkan tidak mau, kalau tidak dikatakan “modern”. Apakah yang dimaksud dengan modern tersebut? Jawabannya tidak begitu jelas ataupun masih samar-samar. Rupa-rupanya yang dianggap modern bukan hanya apa yang ia usahakan atau yang ia harapkan, tetapi sesuatu yang mesti ia jalankan. Oleh sebab itu modern itu menujukan sesuatu yang dianggap baik.

Tetapi kenyataanya tidakalah seperti yang demikian. Senjata nuklir umpamanya, sekalipun ia diadakan, ia bukan sesuatu yang lebih baik. Bisa jadi senjata nuklir malah merupakan ancaman yang paling modern. Demikian juga apabila orang berkata bahwa demokrasi adalah modern, tetapi fesisme lebih modern daripada itu. Ternyata fesisme itu membawa penindasan dan kekejaman yang luar biasa dalam sejarah. Hal ini yang menyebabkan manuusia tidak nyaman dan teraniyaya pada kehidupan mereka yang amat berat.

Orang mengatakan kota seperti jakarta adalah modern. Tetapi akibat dari itu gubug-gubug liar tersebut tumbuh tiadak terkendalikan, trasportasi lalu lintas di jalan-jalan pada macet dan kriminalitas meningkat. Memang kenyataanya banyak sekali bahwa yang dikatakan modern tersebut justru merupakan malapetaka dan acmanan bagi orang. Orang seringkali mendengar bahwa ruamah-rumah yang dikatakan kuno ternyata lebih 50 atau 100 tahun umurnya masih tetap kokoh berdiri. Tetapi rumah-rumah yang modern, baru 10 atau 20 tahun saja sudah bnayak yang kropos. Hal ini di sebabkan kecendrungan bekerja hanya untuk mendapatkan upah belaka dan hilangnya kesadaran moral serta hilangnya harga diri dalam pekerjaan yang ia laukan.

Kita juaga mengetahui bahwa yang baik bagi kaum tardisonalis ialah yang sudah lewat dan yang sedang berjalan. Modern itu menurut kaum tradisonalis merupakan hal-hal yang menghancurkan nilai-nilai baik dan yang sudah lalu. Bagi orang-orang semacam ini apa yang dikatakan modern adalah sesuatu yang jelek dan merupakan anacaman bagi hal-hal yang baik. Orang yang mempelajari jawa kuno adalah modern, dan bahasa asing adalah kuno.

Jelaslah yang demikian ini, bahwa apa yang dimaksud dengan modern belum begitu jelas atau samar-samar. Tidak semua sesuatu yang baru itu modern, dan tidak semua modern itu baik. Lebih dari itu, modern juga bukan sesuatu yang di batasi dengan waktu. Orang tentu saja setuju traktor lebih modern daripada cangkul, karena cangkul ini pertaama kali datangnya sedangkan traktor menyusul kemudian. Tetapi jika traktor tersebut merupakan acancaman bagi petani di pedesaan sudah barang tentu hal ini harus kita renungkan kembali.

Banyak orang berbicara tentang modernisasi hanya sekitar perkembangan ekonomi. Indonesia dikatakan modern apabila kemiskinan sudah hilang. Itu bisa juga dikatakan betul! Tetapi harus disadari bahwa masalah ekonomi bukanlah masalah yang sederhana. Ia juga bukan masalah yang berdiri sendiri tampa pertimbangan-pertimbangan yang lain. Negeri modern bisa saja berarti bahwa negeri tersebut secara ekonomis produktif. Tetapi bukan hanya itu, orang mengetahui bahawa pertumbuhan ekonomi tidak berjalan begitu saja tampa merangkaikan dengan konteks kebudayaan dan sejarah bangsa tersebut.

Menurut Prof. Dr. H.A. Mukti Ali, beliau memberikan penjelasan tentang modern. Beliau menjelaskan modern adalah kesadaran bahwa sejarah itu bergerak karah tujuan tertentu. Jadi kesanggupan orang untuk mengarahkan jalannya sejarah itulah arti modern. Untuk menjadi modern tidak berarti bahwa orang harus hidup dalam lingkungan sengaja di pilihin dan binaannya dengan penuh kesadarn; dan hal itu dimungkinkan dengan adanya teknologi. Dengan itu maka modernisasi tidak terletak pada apa yang dipilih orang, tetapi pada kenyataan bahwa ia sanggup memilih, karena dapat mempergunakan segela kemungkinan yang terbuka baginya.

Dengan demikian itu maka kebodohan merupakan halangan bagi modernisasi. Orang yang tidak mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Abad 21 ini tidak bisa dikatakan modern. Dengan demikian kesadaran dan teknologi yang dipilih sesuai dengan konteks kebudayaan dan sejarah di tempat orang itu berada, dan dilaksanakan dengan kesadaran merupakan dasar dari modernisasi.
Waallahu a'lam bishawab.
Wassalam,
Amin haidar, Sumber Cirebon , Indonesia 2013

5 komentar:

ESQ Corner het gesê...

waw keren di tunggu ya artikel selanjutnya....

Unknown het gesê...

mudah-mudahan saya bisa istiqomah untuk selalu ikhtiar dan berjuang untuk hidup yang lebih baik lagi...

Unknown het gesê...

di zaman modern ini memang banyak permasalahan yang konfleks...

ESQ Corner het gesê...

ya terus berkarya dan berjung bil qalam...

Unknown het gesê...

berjuang terus pantang menyerah...

Plaas 'n opmerking